Cilacs Universitas Islam Indonesia terpilih sebagai pengelola program English Access Microscholarship untuk wilayah D.I. Yogyakarta periode 2020-2022. Program Access merupakan program yang didanai pemerintah Amerika Serikat melalui Regional English Language Officer (RELO) dan Indonesian International Education Foundation (IIEF) sebagai national provider. Program Access bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari latar belakang ekonomi kurang mampu dalam bentuk pembekalan kemahiran berbahasa Inggris dengan harapan dapat membantu mereka saat memasuki dunia kerja sekaligus membuka kesempatan untuk mengenyam pendidikan lebih lanjut. Tahap pendaftaran dan seleksi program Access telah dimulai sejak 15 November 2020, dan saat ini telah terpilih sebanyak 20 peserta untuk wilayah D.I. Yogyakarta, mereka merupakan mahasiswa tahun pertama jurusan bahasa Inggris dari 10 perguruan tinggi di D.I. Yogyakarta yang akan menempuh program selama 4 semester.
Kick off program Access ini dimulai pada Selasa, 16 Januari 2021 dalam sebuah kegiatan Online Class Orientation. Dalam sambutannya, Kepala Cilacs UII sekaligus Site Coordinator Program Access wilayah D.I. Yogyakarta, Lizda Iswari, S.T., M.Sc. mengucapkan selamat atas terpilihnya peserta dalam program Access ini. Menurut Lizda, selain sebagai wadah pembelajaran bahasa Inggris, program ini diharapkan juga dapat menjadi wadah dalam upaya menjalin teamwork atau kolaborasi antar perguruan tinggi di mana para peserta berasal. Lebih lanjut Lizda menjelaskan bahwa English Access Microscholarship Program ini telah dijalankan di lebih dari 80 negara, artinya program ini merupakan global program yang diasuh langsung oleh RELO dari Kedutaan Amerika Serikat. Selain belajar bahasa Inggris nantinya peserta juga akan dibekali dengan enhancement activities seperti pengenalan kebudayaan dan nilai-nilai Amerika, Kemahiran Teknologi Komputer, pengabdian masyarakat dan lain-lain. Ditambahkan oleh Lizda bahwa program Access di Indonesia ini dilaksanakan di 5 kota, untuk level university yang target pesertanya adalah mahasiswa dilaksanakan di Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Negeri Malang (UM), sedangkan untuk level high school yang target pesertanya adalah pelajar sekolah menengah dilaksanakan di kota Medan, Jakarta dan Surabaya.
Dalam kesempatan ini turut hadir RELO Assistant for Access Microshcolarship Program, U.S Embassy, Catur Wahyudi, dan juga ditampilkan sambutan dari Deputy Chief of Mission of U.S. Embassy, Heather Variava. Heather menyampaikan rasa senangnya atas pembukaan English Access Microscholarship Program ini di mana program ini merupakan tradisi panjang dari hubungan pendidikan dan budaya antara Indonesia dan Amerika Serikat yang sudah dibangun sejak 71 tahun terakhir dan terus berlangsung. Menurutnya, hal ini tergambar pada persamaan moto Bhinneka Tunggal Ika dan E Pluribus Unum yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu juga, program ini menjembatani perbedaan latar belakang dan menemukan dasar yang sama sebagai suatu bangsa. Selain itu, menurut Heather saat ini kita semua sedang memandang masa depan yang sama dalam menghadapi tantangan terbesar saat ini yang bersifat global, baik Covid-19 maupun usaha penanggulangan perubahan iklim, dengan tidak memandang batas negara. Diharapkan pendidikan secara internasional dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pembelajaran bersama secara berdampingan walaupun saat ini harus memanfaatkan teknologi internet nirkabel dan perangkat lunak video jarak jauh. Hal ini menggambarkan kepada kita bahwa jarak tidaklah menyurutkan niat untuk belajar bersama.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh 2 pengajar Access untuk wilayah D.I. Yogyakarta yaitu Ade Wira Sanjaya, S,Pd dan Apri Mulyani, S.S., M.A. Sedangkan dari pihak Cilacs UII hadir Aditya Suci, S.Pt (Kadept. Pemasaran) dan Suprihatin (Kadept. Akademik). Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan overview keseluruhan program dan sesi perkenalan pengajar kepada semua siswa.
Harapannya program ini dapat memberikan bekal kepada para peserta untuk meraih peluang yang lebih luas untuk melanjutkan studi, khususnya ke luar negeri. Serta dapat membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, pembangunan bangsa dan negara. (Ank)