Kenali CEPT Lebih Dekat, LEM UII Adakan Kajian Tentang Tes CEPT Bersama UII dan CILACS

Kajian CEPT Cilacs UII oleh LEM UII, Cilacs UII dan UII secara daring

 

Tes kompetensi bahasa Inggris dalam lingkungan akademisi terutama pada perguruan tinggi di Indonesia sudah secara umum menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa. Skor minimal serta jenis tes yang digunakan pun berbeda-beda ditiap kampus, pada umumnya kebijakan dalam penentuan skor dan jenis tes disesuaikan dengan kondisi masing-masing perguruan tinggi.

Namun demikian tidak dapat dipungkiri, bagi mahasiswa persyaratan kelulusan yang menyertakan tes kompetensi bahasa Inggris justru terlihat seperti momok yang menakutkan. Bagaimana tidak, bagi sebagian mahasiswa justru terkendala persoalan kurangnya mencapai skor yang dipersyaratkan. Banyak faktor yang mempengaruhi  ketidaklulusan tersebut, salah satunya adalah kesiapan mahasiswa itu sendiri dalam menghadapai tes. Oleh karena itu LEM UII pada  Sabtu  6 Juni 2020 mengadakan kajian tentang CIlacs dan tes CEPT, diskusi dilaksanakan secara daring dengan menghadirkan pemateri yaitu Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc (Wakil Rektor UII Bidang Pengembangan Akademisi & Riset), Lizda Iswari, S.T., M.Sc (Kepala Cilacs UII) dan diikuti oleh mahasiswa UII dari berbagai fakultas.

Dalam paparannya  Lizda Iswari, S.T., M.Sc sebagai pemateri pertama menyampaikan detail karakter dan bentuk tes CEPT, termasuk juga model penilaian/skor yang diterapkan oleh Cilacs UII. Dijelaskan bahwa CEPT menguji 3 (tiga) komponen skill yaitu Listening Comprehension, Structure & Written Expression serta Reading Comprehension. Lebih lanjut Lizda menjelaskan apa yang dilakukan Cilacs khususnya dalam pengadaan tes CEPT selama masa pandemi Corona kali ini, bahwa untuk memenuhi kebutuhan kelulusan mahasiswa pelaksanaan tes CEPT harus tetap dilakukan. Tes CEPT yang harusnya dilaksanakn secara paper based /offline kini harus dilaksanakan secara online, dalam kurun waktu yang relatif singkat Cilacs UII berhasil membuat tes CEPT online bagi mahasiswa UII. Pada akhir penjelasannya Lizda Iswari menegaskan bahwa CEPT Cilacs UII merupakan instrumen uji kompetensi bahasa Inggris asli dibuat oleh Cilacs UII yang dibangun secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.

Kemudian pada sesi berikutnya pemateri kedua yaitu Dr. Drs Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc banyak menyampaikan tentang kebijakan kompetensi bahasa Inggris sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa, dijelaskan bahwa ketentuan penggunaan tes bahasa Inggris sebenarnya sudah ada sejak 2003, pada saat itu masih menggunakan TOEFL Like namun dalam perkembangannya TOEFL Like tidak digunakan lagi dan diganti dengan CEPT hingga saat ini.

Pada akhir diskusi dilaksanakan sesi tanya jawab antara mahasiswa dengan pihak Cilacs dan UII atas berbagai permasalahan yang terjadi hingga saat ini, diharapkan kajian ini bisa membuka wawasan lebih luas tentang tes CEPT. (Ank)